Membumikan Asma'ul Husna...( AL - FATTAAH )



Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu
Menurut Ibnul Mandzur ra (dalam Lisanul ‘Arab 5/3337), Secara etimologis Al-Fattaah (Maha Pembuka) berasal dari kata Al-Fathu yang merupakan antonim dari Al-Ighlaq (menutup), yang berarti pertolongan. Contohnya dalam firman Allah SWT :

إِن تَسۡتَفۡتِحُواْ فَقَدۡ جَآءَكُمُ ٱلۡفَتۡحُۖ

“Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepada mu.“ (QS. Al-Anfal: 19).

Al-Fathu juga berarti memutuskan perselisihan dua pihak yang berselisih, seperti dalam firman Allah SWT:

رَبَّنَا ٱفۡتَحۡ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَ قَوۡمِنَا بِٱلۡحَقِّ وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡفَٰتِحِينَ ٨٩

“Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.” (QS Al-A’raf: 89) .

Nama Allah ini disebutkan dalam Al-Qur’an dua kali. Satu kali dalam bentuk mufrad (tunggal) dan satu kali dalam bentuk jama’ (plural). Dalam bentuk tunggal pada firman Allah:

قُلۡ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفۡتَحُ بَيۡنَنَا بِٱلۡحَقِّ وَهُوَ ٱلۡفَتَّاحُ ٱلۡعَلِيمُ ٢٦

“Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui."(QS. Saba’: 26)

Makna Al Fattah bagi Allah SWT

Berdasarkan ulasan para Ulama’ maka makna Al-Fattaah dapat tersimpulkan dalam enam makna, yaitu:

Al-Fattaah adalah Al-Haakim Al-A’lim (Hakim yang Maha mengetahui). Ini misalnya dikemukakan oleh Qatadah ra dan Imam Ibnu Jarir Ath-Thabary v dalam Tafsir beliau. Beliau berkata saat menafsirkan firman Allah SWT surat Al-A’raf ayat 89: ”Putuskanlah di antara kami dengan hukum-Mu yang benar tanpa ada sedikitpun di dalamnya kezaliman, kesewenang-wenangan tetapi murni keadilan dan kebenaran karena Engkau adalah sebaik-baik pembuka, yaitu sebaik-baik pemutus perkara.” (Tafsir Ath-Thabari 3/9)
Al-Fattaah berarti pembuka, yang menjelaskan mana yang haq dan mana yang bathil. Az-Zuzaaj ra mengatakan: ”Allah lah yang menentukan mana yang haq dan mana yang bathil. Dia jelaskan mana yang haq dan mana yang bathil, kemudian Dia bantah kebathilan itu. Oleh karena itu Dia adalah Al-Fattaah.” (Tafsirul Asma”: 3).
Al-Fattaah dapat pula bermakna Dzat yang membuka pintu reezeki dan rahmat untuk para hamba. Dzat yang membuka segala hal yang menghalangi kelancaran para hamba untuk mendapatkan rahmat-Nya.
Al-Fattaah juga bermakna Dzat yang membuka mata hati para hamba, hingga mereka dapat mengetahui mana perlara yang haq (benar).
Al-Fattaah juga bearti Dzat yang mengetahui kunci-kuci alam ghaib. Tak satupun selain Allah yang memiliki pengetahuan tentang itu, meski seorang Rasul atau malaikat. Kalau pun ada sebagian Rasul yang mengetahui maka tak lain itu merupakan pemberitahuan dari Allah, bukan keinginan mereka.
Al-Fattaah juga dapat berarti Dzat yang Maha menolong para hambanya. Demikian yang disebutkan Al-Khathaby ra dalam Sya’nud Du’a (hal 56).
Beberapa Faedah utama

1. Allah SWT adalah Al-Fattaah yang memutuskan perkara di antara para hamba baik di dunia maupun di akhirat kelak. Di dunia diwujudkan dalam bentuk aturan-aturan yang terdapat dalam Kitab-kitab para Nabi , khususnya Al-Qur’an bagi umat Muhammad saw . Demikian pula hukum-hukum yang terdapat dalam Sunnah Rasul saw . Oleh karena itu memutuskan perkara dengan Al Qur’an dan As Sunnah merupakan bentuk kemurnian tauhid seorang hamba kepada Allah. Sementara memutuskan perkara dengan selain hukum Allah dan Rasul-Nya merupakan kedzaliman dan kekafiran, Allah SWT berfirman:

وَمَن لَّمۡ يَحۡكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٤٤

“Barang siapa tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Allah maka mereka itulah orang-orang yang kafir." (QS Al-Maidah : 44)

2. Menyandarkan segala urusan kepada Allah SWT setelah ikhtiyar yang maksimal merupakan teladan para Rasul. Terutama di dalam rangka memperjuangkan agama-Nya. Lihatlah bagaimana Luth, Shalih, Syu’aib dan para Rasul SAW mereka betul-betul memohon dan bertawakal kepada Allah kemudian Allah memenangkan mereka atas musuh-musuh mereka. Inilah Al-Fattaah di dunia. Allah SWT mengabadikan hal ini dalam banyak ayat-Nya. Di antaranya do’a Nabi Nuh AS kepada Allah:

قَالَ رَبِّ إِنَّ قَوۡمِي كَذَّبُونِ ١١٧ فَٱفۡتَحۡ بَيۡنِي وَبَيۡنَهُمۡ فَتۡحٗا وَنَجِّنِي وَمَن مَّعِيَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١١٨

“ Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku. Maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku." (QS Asy-Syu’ara: 117-118)

3. Allah adalah pemilik kunci-kunci alam ghaib.

Allah berfirman:

وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ

“Di sisi-Nya lah segala kunci perkara yang ghaib. Taka da yang tahu kecuali Dia.” (QS Al-An’am: 59)

Oleh karea itu bila ada yang mengaku-ngaku memiliki pengetahuan tentang itu, baik dukun peramal, orang pintar atau apa pun namanya, maka mereka itu telah menjadikan dirinya sebagai tuhan tandingan bagi Allah. Dan barang siapa menyakini kebenaran para pendusta itu maka telah terjatuh kedalam kesyirikan dan kekafiran. Rasulullah bersabda :

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Barang siapa datang kepada dukun atau peramal, kemudian membenarkan omongan mereka, sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad"(HR Ahmad No.9171, Dinyatakan shahih oleh Al-Hafidz dalam Fathul Baary, Al-Haitsami dalam majmu’ Zawaid dan Al-Albani silsilah ahadits asshahihah No. 3387).

Demikian, ulasan tentang asma’ Allah Al Fattaah, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.
0 Komentar untuk "Membumikan Asma'ul Husna...( AL - FATTAAH )"

Back To Top