
Assalamualaikum wr wb
Dalam buku "wanita halal wanita haram" tertulis bahwa bujangan lebih dekat kepada perzinaan. Bila perkataan ini direnungkan dalam-dalam, memang merupakan suatu kebenaran. Coba bayangkan! Akan kemana seorang bujangan menyalurkan hasrat sexsualnya yang pasti akan muncul setiap saat?.... Dia tidak mempunyai istri yang bisa di ajaknya untuk bersenang-senang. Dia juga tidak mempunyai jariyyah(zaman sekarang bahkan sudah tidak ada lagi) yang biasa di setubuhi. Jika imannya masih kuat, maka paling banter yang dia lakukan adalah onani. Tetapi konon onani tidak bisa memuaskan birahinya sepuas ketika laki-laki bersetubuh. Padahal sifat laki-laki dalam memuaskan hasrat sexualnya, sudah pasti akan mencari kepuasan yang sepuas-puasnya. Nah inilah dia, telah dekat sekali dengan perzinaan. Ngelantur sedikit pikiran nya, pasti langkah kakinya akan membawanya ketempat maksiat yang menjual jasa tubuh-tubuh wanita pemuas nafsu.
Benar sekali apa yang dihimbau oleh Rasulullah saw.
"Barang siapa diantara kalian sudah mampu memperoleh tempat tinggal, maka hendaknya menikah. Karena sesungguhnya menikah itu lebih menundukan pada penglihatan dan lebih menja kepada farji. Barang siapa tidak bisa maka hendaknya berpuasa. Karena sesungguhnya puasa itu baginya merupakan benteng."(HR. bukhari Muslim)
Hadits ini menunjukan bahwa menikah merupakan salah satu faktor penjagaan diri. Yakni untuk menjaga pandangan mata agar tidak selalu jelalatan jika melihat wanita cantik. Juga menjaga farjinya(alat kemaluan nya) dari perbuatan maksiat. Menikah juga bisa menjaga diri dari lemahnya nafsu syahwat. Sebab menurut teori medis, penis semakin sering dipakai, akan semakin bertambah kekuatannya. Lagi pula, seorang laki-laki yang terlalu sering berpuasa di sebabkan menahan hawa nafsu birahi, dapat kehilangan kejantanan diri(lemahnya penis)dalam bersetubuh.
Rasulullah saw pernah bersabda: "Apabila datang kepadamu apa yang kamu senangi tentang agamanya ean amanahnya, maka nikahkanlah dia. Jika kamu tidak mengerjakan yang demikian itu, niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi ini dan dapat menimbulkan kerusakan yang besar!"(Ihya' Ulumuddin.jilid : 1 bab : Nikah)
Menikah dengan tujuan untuk menolak godaan nafsu syahwat adalah hal yang sangat penting dilakukan oleh orang-orang yang mengerti, yang tidak mengalami kelemahan sexual atau gangguan impotensi.
Sebab saat nafsu sedang menggelora dan tidak bisa diredam dengan kekuatan takwa, maka bisa terjerumus ke lembah perzinaan. Karena itu Rasulullah saw memberi isyarat dengan sabdanya dari firman Allah swt:
"jika kamu(hai para muslimin)tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu niscaya akan terjadi kekacauan dimuka bumi dan kerusakan yang besar"(Al-Anfal:73)
Seandainya godaan nafsu itu bisa dikendalikan dengan kendali ketaqwa an, maka hendaknya dia bisa menjaga anggota badannya dari ajakan nafsu syahwatnya itu. Dengan begitu ia bisa menundukan pandangan matanya, juga bisa menjaga kemaluannya dari perbuatan zina.
Jika penjagaan diri tidak disertai dengan ketaqwaan dan puasa, itu bukan termasuk ikhtiar. Sebab sesungguhnya nafsu itu tidak henti-hentinya membisikan pada jiwa untuk membayangkan berbagai bentuk tubuh wanita yang aduhai, serta membisikan untuk mengkhayalkan berbagai posisi dalam persetubuhan. Bersamaan dengan timbulnya nafsu syahwat seseorang, disitu setan tak henti-hentinya mengganggu manusia dan berusaha menjerumuskan nya pada sebagian besar waktunya, untuk menyalurkan birahinya itu kepada persetubuhan.
Itulah nafsu. Bahkan setan yang kurang ajar itu menunggangi hasrat birahinya, hingga keinginan bersetubuh itu bisa datang pada waktu sedang melaksanakan ibadah yang paling inti, yakni shalat. Maka tergores dihati gambaran persetubuhan. Bagaimana bisa dikatakan bahwa godaan syahwat itu tidak mengganggu?.
Godaan seperti ini tentu akan menambah siksaan batinnya jika dia adalah seorang bujangan. Lain jika dia adalah seorang suami, yang manakala godaan itu datang ,dia bisa bersabar sampai bertemu dengan istrinya dan melakukan apa yang menjadi godaannya.
Demikianlah akibat besar godaan nafsu syahwat. Sehingga Rasulullah saw pun pernah berdoa, memohon perlindungan dari godaan nafsu syahwat. Padahal beliau adalah seorang Rasul Allah, yang menikah bahkan menjalani kehidupan poligami. Namun beliau tetaplah manusia biasa yang mempunyai syahwat sebagai laki-laki normal. Ini doa yang senantiasa belia senandungkan: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan Mu dari kejahatan pendengaranku, penglihatanku,hatiku dan kejahatan spermaku."
Juga doa beliau saw yang berikut: "Aku memohon kepadaMu sekiranya Engkau mensucikan hatiku dan memelihara alat kelaminku."
Demikian dahsyatnya godaan nafsu syahwat, sampai Rasulullah saw memohon perlindungan dari padanya. Maka bagaimana bisa godaan nafsu syahwat ini dipandang ringan oleh orang lain, padahal mereka bukan nabi ?.......
Tag :
Motivasi Muslim
0 Komentar untuk "Pernikahan Menjauhkan Diri Dari Perzinahan "