
Patah Hati
Emm… patah hati !!
Jika mendengar perkataan ini pasti yang terlintas dibenak fikiran kita dan semua orang adalah tentang cinta yang kandas.
Tentang cinta yang putus sampai disini saja, tentang perpisahan, tentang airmata yang berlinang, tentang sakitnya hati, dan semua yang menyebabkan dunia terasa mengalami kiamat
“Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati“
Hati sanubari kita kadang-kadang pening mencari jawapan kenapakah cinta yang putus itu diberi nama“patah hati”
Tiada istilah lain kah yang lebih sedap?
Tapi yang penting adalah bagaimana ketika cinta itu kandas, ketika cinta itu tak lagi tersambung, ketika cinta itu tidak lagi mau menjadi milik kita, dan ketika si dia tak mau lagi menjadi tempat sandaran hati kita
Patah hati sinonim dengan airmata, kenapa ya?
Tetapi kita lupa bahawa patah hati itu juga sinonim dengan hikmah:
– Seharusnya kita bersyukur masih diberi rasa patah ini oleh"Allâh" , masih boleh menangis, itu ertinya kita masih ada hati kan?
Bukan hanya sekadar hati, tapi hati yang sensitif, yang lembut dan yang mampu bahagia dan luka.
Dan airmata yang mengalir ini dapat membersihkan kelopak mata kita yang kusam menjadi jernih kembali kerana airmata yang berlinang membawa semua kotoran dimata.
Menangislah kerana mencintai"Allâh" pada saat kita bersendiri.
Airmata ini lebih bernilai pahala daripada menangisi si dia, orang yang ditangisi pun tak tahu kita nangis kerananya
♥ ‘fabiayyi ala irobbikuma tukazziban
"Maka nikmat yang mana lagikah yang sanggup kita dustakan?" bahkan didalam air yang berlinang melalui mata ini, Allâh memberikan kasih sayangnya.
Mungkinkah ada lagi nikmat Allâh di balik kata patah hati ini?
Coba bayangkan, pada saat jatuh cinta semalam mendengar suara si dia di telefon lebih indah ditelinga kita dari suara azan, sms mesra dari sang pujaan hati lebih sering kita baca berulang ulang agar lebih memahami artinya dan lebih bergetar mencintainya.
Tetapi seberapa kali kita membaca surat cinta dari Allâh yang terbentang di dalam Al Quran?
Dan kini setelah tak ada lagi sms darinya, tak ada lagi suara manjanya, mungkin hikmah disebalik hati yang teriris berdarah darah ini adalah Allâh hendak mengembalikan kita kepada cintanya Allâh .
Apa ada cinta yang lebih indah dari cinta sang pemilik nafas ini?
"Maka nikmat Allâh yang mana lagikah yang sanggup kita dustakan?"
Disebalik patah hati ini Allâh menyelamatkan kita dari cinta yang salah. Kita menyembah dan memuja cinta melebihi menyembah dan memuji Allâh .
Nauzubillahimindzalik.
Cinta tak salah, tetapi mungkin hanya tidak tepat ketika kita lebih mencintai sang pujaan hati daripada mencintai Allâh .
“Hanya dengan mengingat Allâh hati menjadi tenang”
Ingatlah bahawa Allâh maha membolak balikan hati dan keadaan.
Jika hari ini Allâh masih mengirimkan cinta maka janganlah menjadikan cinta itu berhala dengan memujanya seolah- olah dunia ini milik berdua, jumlah sms jadi lebih banyak dari jumlah rakaat solat, jumlah bayaran telefon jadi lebih banyak dari uang yang kita sedekahkan, duduk berdua-duaan ditempat sunyi lebih disukai daripada duduk tafakur diatas sajadah dan bermesraan dengan Allâh .
Dan jika Allâh membolak balikan hati kita dan si dia dari cinta, maka gantilah kata patah hati itu dengan perkataan"syukur hati kerana Allâh lebih mencintai kita dari pada si dia,"
Terbukti Allâh mengambil kita untuk dikembalikan kedalam nikmat, limpahan kasih sayang dari kekasih hati yang baru dan selamanya iaitu Allâh .
Siapa yang tak mau jadi kekasih Allâh ? tenang, damai, indah, cukup rasanya hidup ini !
Tag :
Muhasabah
0 Komentar untuk "Hikmah Di balik Rasa Patah Hati "