Belajar Dari Cobaan



RENUNGKANLAH hikmah-Nya yang terkandung dalam ujian yang ditimpakan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang terbaik, yang mengantarkan mereka ke tujuan dan terminal paling mulia dan sempurna, yang tidak mungkin mereka capai kecuali melalui jembatan ujian dan cobaan!

Ujian-ujian itu mengandung nilai kemuliaan mereka. Bentuknya memang musibah dan cobaan, tapi di baliknya tersimpan rahmat dan nikmat. Alangkah banyak nikmat dan karunia Allah yang besarnya tak terkira yang dipetik dari ujian dan musibah!

Perhatikanlah kondisi bapak kita, Adam AS, dan akibat terakhir dari musibah yang menimpanya. Di mana akhirnya dia dipilih Allah SWT, mendapat taubat, hidayah, dan kedudukan yang tinggi. Seandainya tidak ada cobaan yang menimpanya itu, yakni dia dikeluarkan dari surga, pasti dia tidak mendapatkan hal di atas. Lihatlah betapa jauh bedanya antara keadaannya yang pertama dengan keadaannya yang kedua!

Perhatikan pula keadaan bapak kedua kita, yakni Nuh AS! Perhatikan hasil yang didapat dari ujian dan kesabarannya dalam menghadapi kaumnya selama berabad-abad.

Pada akhirnya Allah menyenangkan hatinya dan menenggelamkan penghuni bumi dengan doanya. Dia menjadikan penghuni dunia ini terdiri dari anak, cucunya, menjadikannya salah satu dari Rasul Ulul Azmi yang merupakan Rasul-Rasul paling utama, memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad ﷺ untuk bersabar seperti sabarnya mereka. Juga Dia memuji kesyukurannya dengan firman-Nya,

“Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.”(al-lsraa: 3)

Lalu perhatikan keadaan bapak ketiga kita, Ibrahim AS, imam agama yang hanif dan kakek para nabi, serta khalil (kekasih) Allah SWT! Perhatikan akhir dari ujian atas diri, kesabaran dan pengorbanan nyawanya untuk Allah SWT!

Lihat, karena dia mengorbankan jiwanya untuk Allah SWT dan membela agama-Nya, maka Dia menjadikannya sebagai kekasih dan memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad saw. agar mengikuti agamanya.

Ingatkah Anda kepada satu cerita dari keistimewaan-keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim setelah dia diuji dengan perintah menyembelih anaknya. Sebagai ganjaran atasnya ketika dia merelakan anaknya disembelih untuk melaksanakan perintah-Nya, maka Allah SWT memberkahi keturunannya, membanyakkannya sampai tersebar ke penjuru dunia. Sesungguhnya Allah SWT tidak membutuhkan karunia atau pemberian dari siapa pun karena Dialah Akramul Akramiin, Yang Maha Pemberi karunia.

RENUNGKANLAH hikmah-Nya yang terkandung dalam ujian yang ditimpakan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang terbaik, yang mengantarkan mereka ke tujuan dan terminal paling mulia dan sempurna, yang tidak mungkin mereka capai kecuali melalui jembatan ujian dan cobaan!

Ujian-ujian itu mengandung nilai kemuliaan mereka. Bentuknya memang musibah dan cobaan, tapi di baliknya tersimpan rahmat dan nikmat. Alangkah banyak nikmat dan karunia Allah yang besarnya tak terkira yang dipetik dari ujian dan musibah!

Perhatikanlah kondisi bapak kita, Adam AS, dan akibat terakhir dari musibah yang menimpanya. Di mana akhirnya dia dipilih Allah SWT, mendapat taubat, hidayah, dan kedudukan yang tinggi. Seandainya tidak ada cobaan yang menimpanya itu, yakni dia dikeluarkan dari surga, pasti dia tidak mendapatkan hal di atas. Lihatlah betapa jauh bedanya antara keadaannya yang pertama dengan keadaannya yang kedua!

Perhatikan pula keadaan bapak kedua kita, yakni Nuh AS! Perhatikan hasil yang didapat dari ujian dan kesabarannya dalam menghadapi kaumnya selama berabad-abad.

Pada akhirnya Allah menyenangkan hatinya dan menenggelamkan penghuni bumi dengan doanya. Dia menjadikan penghuni dunia ini terdiri dari anak, cucunya, menjadikannya salah satu dari Rasul Ulul Azmi yang merupakan Rasul-Rasul paling utama, memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad ﷺ untuk bersabar seperti sabarnya mereka. Juga Dia memuji kesyukurannya dengan firman-Nya,

“Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.”(al-lsraa: 3)

Lalu perhatikan keadaan bapak ketiga kita, Ibrahim AS, imam agama yang hanif dan kakek para nabi, serta khalil (kekasih) Allah SWT! Perhatikan akhir dari ujian atas diri, kesabaran dan pengorbanan nyawanya untuk Allah SWT!

Lihat, karena dia mengorbankan jiwanya untuk Allah SWT dan membela agama-Nya, maka Dia menjadikannya sebagai kekasih dan memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad saw. agar mengikuti agamanya.

Ingatkah Anda kepada satu cerita dari keistimewaan-keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim setelah dia diuji dengan perintah menyembelih anaknya. Sebagai ganjaran atasnya ketika dia merelakan anaknya disembelih untuk melaksanakan perintah-Nya, maka Allah SWT memberkahi keturunannya, membanyakkannya sampai tersebar ke penjuru dunia. Sesungguhnya Allah SWT tidak membutuhkan karunia atau pemberian dari siapa pun karena Dialah Akramul Akramiin, Yang Maha Pemberi karunia.

posted from Bloggeroid

0 Komentar untuk "Belajar Dari Cobaan "

Back To Top