Rindu Ini Milik Siapa



“Rindu adalah perjalanan hati kepada kekasih yang berjauhan. Menurut golongan ini, alasan kerinduan itu amat besar. Kerinduan muncul terhadap kekasih yang jauh. Kerinduan berdasarkan kepada kesaksian. Karena itu Al-Qur’an tidak dibaca dengan namanya.”

Tentang alasan kerinduan ini sudah diisyaratkan sebelumnya, bahwa di antara manusia ada yang menjadikan kerinduan lebih sempurna pada saat pertemuan daripada saat berjauhan.

Ada tiga derajat rindu, yaitu:

1. Kerinduan ahli ibadah kepada surga, agar yang takut merasa aman, yang sedih merasa gembira dan yang berharap merasa beruntung. Ada tiga hukum tentang kerinduan ahli ibadah untuk masuk surga, yaitu:

a. Diperolehnya rasa aman yang mendorong harapan. Ketakutan yang tidak memberikan rasa aman dari segala sisi, tidak akan mampu mendorong orangnya untuk beramal, selagi tidak disertai harapan, yang kemudian berubah menjadi rasa putus asa.

b. Kegembiraan orang yang sedih. Kesedihan yang tidak disertai kegembiraan, bisa membunuh orangnya. Sekiranya tidak ada ruh kegembiraan, maka kekuatan orang yang sedih akan merosot dan kesedihan akan selalu menyertainya. – Ruh keberuntungan. Jika orang yang berharap tidak disertai run ha-rapan, maka harapannya akan mati.

2. Kerinduan kepada Allah. Kerinduan ini ditanam oleh cinta yang tumbuh di atas hamparan anugerah. Hati bergantung kepada sifat-sifat-Nya yang suci, lalu rindu untuk melihat kelembutan kemurahan-Nya, tanda-tanda kebaikan dan karunia-Nya. Ini adalah kerinduan yang tertutup kebaikan, mendekatkan perjalanan dan menguatkan kesabaran.

Kerinduan kepada Allah sama sekali tidak menghapus kerinduan kepada surga, karena kenikmatan yang paling baik di surga adalah berdekatan dengan Allah, memandang-Nya dan mendengar kalam-Nya. Kenikmatan kerinduan hanya semata kepada makanan, minuman dan bidadari di surga, adalah kerinduan yang sama sekali tidak sempurna, jika dibandingkan dengan kerinduan kepada Allah. Bahkan kerinduan ini tidak bisa diukur. Kerinduan ini ada dua tingkatan, salah satu di antaranya adalah kerinduan yang ditanam oleh cinta, yang penyebabnya adalah kemurahan dan anugerah, melihat anugerah Allah, kemurahan dan nikmat-Nya.

Yang dimaksud sifat-sifat-Nya yang suci di sini adalah sifat-sifat Allah yang khusus berkaitan dengan karunia dan kemurahan, seperti sifat Al-Birr, Al-Mannan, Al-Muhsin, Al-Jawad, Al-Mu’thy, Al-Ghafur dan lain sebagainya. Yang suci di sini juga berarti suci dari penyimpangan ta’wil orang-orang yang menyimpang dan juga penyerupaan. Karena ini merupakan kerinduan yang tertutup kebaikan, berarti merupakan kerinduan yang belum sempurna, tidak murni karena Dzat Kekasih, tapi merupakan kerinduan yang muncul dari kebaikan yang diterima.

Dengan kerinduan ini pelakunya merasakan kedekatan perjalanan yang dilakukan dan kesabarannya menjadi lebih kuat. Kesabaran ini mendukung kerinduannya dan tidak mengalahkannya, berbeda dengan kerinduan pada derajat ketiga.

3. Kerinduan berupa api yang dinyalakan kesucian cinta, yang digerakkan hidup, yang disambar kebebasan derita cinta, dan yang tidak bisa dihentikan kecuali bertemu kekasih.

Kerinduan ini menyerupai api yang dinyalakan oleh kesucian cinta. Diserupakan dengan api, karena keadaannya yang berkobar di dalam relung hati. Kesucian cinta di sini merupakan isyarat bahwa itu merupakan cinta yang tidak dimaksudkan untuk mendapatkan karunia dan kenikmatan, tapi merupakan cinta yang bergantung kepada Dzat dan sifat Allah.

Digerakkan hidup, artinya orangnya tidak bisa diam untuk mendapatkan kenikmatan hidup. Kerinduan ini tidak bisa dihentikan kecuali bertemu kekasih, berarti harus ditunjang dengan kesabaran.

posted from Bloggeroid

0 Komentar untuk "Rindu Ini Milik Siapa "

Back To Top