Dimanapun Kita... Allah Selalu Ada_"Muroqobah"_



Assalamualaikum wr wb

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, hanya bagi Allah swt. Segala puja dan puji, Tuhan yang mengatur seluruh alam semesta. Shalawat serta salam semoga tetap melimpah ruah kepada penutup nabi dan juga Rosul, Muhammad saw. Juga kepada keluarganya, sahabatnya, dan juga semua orang yang menyerukan dakwahnya serta mereka yang telah mengikuti bimbingan hingga hari kiamat.

Ini adalah bahasan tentang keimanan, ungkapan keimanan. Kesedihan dan harapan yang berkeimanan. Pahala dan akhirat adalah objek keimanan. Hanya orang yang berkeinginan kuatlah yang akan mendambakan, meskipun harus nanti dan nanti. Menunggu dan menunggu. Menunda dan menunda.

Dimanapun kita.. Allah Selalu Ada...!!. Sebenarnya pertanyaan ini mengajak kita mencari motivasi yang lebih agung. Surga dan neraka adalah ciptaan allah. Bukankah lebih mulia, jika sang pencipta surga dan neraka itu adalah sumber motivasi ketaatan kita. Karena Allah akan pasti ada dan tak pernah tiada. Ketinggian motivasi seseorang menunjukkan ketinggian derajat di sisi Allah swt.

Pada bahasan dan tingkatan Muroqobah yang memiliki arti mengawasi, jika seseorang itu menginginkan sesuatu maka yang di lakukan pertama adalah _muroqobah_.

Tingkatan Muroqobah ini adalah bersumberkan dari ajaran Ihsan, sehingga tingkatan iman seseorang itu baru mencapai tingkat kesempurnaan,apabila telah melaksanakan Ihsan tersebut.

Nabi telah memberikan arti mengenai Ihsan itu adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang itu disaat melaksanakan ibadah seolah - olah dirinya itu melihat Allah swt, atau harus berkeyakinan bahwa sesungguhnya Allah swt itu melihat dirinya, oleh karena itu mengenai ajaran Muroqobah ini sebenarnya adalah telah mengambil bagian dari intisari ajaran Ihsan yaitu mengenai pengawasan Allah swt. Kepada manusia.

Ternyata Muroqobah ini adalah mencapai pada tingkatan yang tertinggi dari kesepuluh tingkatan jiwa, demikian itu telah di sebutkan oleh Sayyid Husen Nasr dan itu telah di sebutkan di kitabnya Abu Nasr Al Sarraj yaitu kitab Al luma.

Muroqobah itu sendiri Secara harfiah itu dapat di artikan _awas, mengawasi_ atau dapat juga _intai mengintai_, akan tetapi jika ditinjau dari pandangan tasawuf itu. Mungkin dapat merujuk kepada dua definisi :

a. Muroqobah itu ialah sesungguhnya hamba itu tahu sepenuhnya bahwa Allah swt. Itu selalu melihatnya, demikian itu adalah menurut pendapatnya Al Qusyairiyah yang tertera di dalam kitab_Arrisalah Al Qusyairiyah.

b. Muroqobah itu adalah sesungguhnya Allah swt. itu mendengar, mengetahui, dan melihat, keterangan itu adalah menurut pendapatnya Abdul Ad-Darainy Thoharotul Qulub.

Sehingga dari keterangan di tersebut dapatlah untuk disimpulkan bahwa Muroqobah ialah suatu keadaan dari seseorang yang telah meyakini dengan sepenuh hati bahwa sesungguhnya Allah swt. itu adalah maha melihat dan selalu. Mengawasi manusia.

Karenanya satu keyakinan tersebut haruslah mendarah daging di lubuk hati yang paling dalam sebagai satu keadaan mengenai jiwa seseorang. Sebab secara menyeluruh seluk beluk dari semua sisi kehidupan makhluk yang ada di seluruh jagad ini, semua dari hamba Allah swt. Itu telah mengetahui bahwa hanya Allah swt. Jualah satu - satunya Dzat yang maha mengetahui.

Dan nampaknya tidak ada satu makhlukpun di kolong langit ini yang lepas dari pengawasan serta penglihatan Allah swt.

Sehingga mengenai kelalaian dari manusia inilah yang selalu di ingatkan kembali oleh ajaran Muroqobah ini. Dan dari ajaran Muroqobah ini nantinya akan tertanam suatu sifat yang akan menjadi menancap jauh dilubuk hati paling dalam bahwa sesungguhnya Allah itu selalu melihat, mengawasi, memantau dan meneliti kepada kita semua sebagai makhluk Allah swt. Dimanapun serta kapanpun baik itu siang ataupun malam hari tiada waktu yang tersisa untuk memantau hamba-Nya, setiap roda berputar waktu berganti tak lepas dari pengawasan Allah swt.

Sebagai penguat akan keterangan ini, tentunya kita pernah mendengar suatu cerita bahwa ada seorang guru yang mempunyai beberapa orang murid, demi untuk menguji kepada muridnya, guru tersebut memerintahkan kepada seluruh muridnya untuk membawa burung dan di suruh untuk menyembelihnya, yang tak ada seorangpun atau siapapun melihatnya.

Akhirnya dari sekian banyaknya murid itu masing-masing untuk telah pergi dengan membawa burung untuk di potong yang tiada yang melihatnya, maka ada yang bersembunyi di balik gunung tak ada siapapun langsung di potong, ada yang di dalam rumah tak ada siapapun, maka langsung di potong, dan bermacam - macam tempat yang menurut para si murid itu tidak ada yang melihatnya langsung di potong, akan tetapi hanya ada satu orang murid yang kembali dan burung itu masih hidup di tangannya, lantas oleh sang guru murid tersebut langsung di tegur, "kenapa tidak kau sembelih burung yang kau bawa... ? "

Murid tersebut menjawab atau berkata, "guru tadi berkata bahwa saya di suruh menyembelih yang siapapun tidak ada yang melihatnya, akan tetapi kemanapun saya bersembunyi, namun Allah swt. selalu mengawasinya dan melihat saya, jadi tidak saya sembelih burung ini..., maafkan saya guru.., saya tidak sanggup mematuhi perintah guru kali ini....!

Sang guru baru mengetahui bahwasanya satu dari muridnya sudah mengetahui sekaligus sudah menghayati masalah Muroqobah, yaitu merasa selalu di awasi, diteliti dilihat oleh Allah swt. dimanapun kita berada serta kapanpun waktunya. Mudah - mudahan di bahasan selanjutnya bab Muroqobah ini akan detail_continue_ Semoga bermanfaat

_"Beramal ibadahlah duhai insan selama masih ada kesempatan jangan tergoda rayuan setan semoga selamat sampai tujuan "_ wallohu a'lam
Tag : Muroqobah
0 Komentar untuk "Dimanapun Kita... Allah Selalu Ada_"Muroqobah"_"

Back To Top