Shalat Sebagai Pembersihan hati Dan Akhlak



Assalamualaikum wr wb

Untuk mencapai kebersihan hati, seorang muslim dituntut untuk meyakini Dinul Islam dengan sungguh - sungguh (kaffah). Allah, melalui wahyu dan Rasul - Nya menggariskan jalan kesucian melalui aneka ritual yang di berikan kepada hambanya. Allah memberikan berbagai ritual tersebut bukan untuk Allah tapi untuk kebaikan manusia itu sendiri. Agar dapat berkhidmad menghadap - Nya. Allah sengaja mengkontruksi manusia melalui empat fundamen yang menemaninya sejak lahir. Masing masing fundamen tersebu adalah: tubuh, (jasad), akal, hati, dan nafs (jiwa)

لَقَدْ خَلَقْنَا الِْا نْسَانَ فِيْ أحْسَنِ تَقْوِ يْمٍ

Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik - baiknya. (QS at-Thin :4)

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur. (QS an - Nahl :78)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda - tanda bagi orang yang berakal. (QS ali - Imran :190)

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya ;maka dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang di tetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda - tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. (QS az Zumar :42)

Tubuh atau jasad adalah apa yang nampak dalam diri manusia. Fungsi dan perannya adalah menjalankan aktivitas. Mulai dari panca indera hingga elemen terkecil yang hanya terdeteksi melalui kaca mata medis ; organ, darah, otot, saluran pencernaan, jantung, paru, tulang, daging dan segala sistem yang berkaitan dengannya.

Akal adalah tempat pengetahuan lahir. Ia adalah instrumen yang di ciptakan oleh Allah swt pertama kali
(mutafaq alaih).Akal adalah kekuasaan Ilahiyah untuk manusia agar berpikir agar berkontemflasi untuk menyatakan diri sebagai khalifah di bumi, di sanalah potensi kecerdasan itu berkembang.

Konon ketika disodori tiga pilihan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Adam As, antara akal, rasa malu dan agama, Nabi Adam As memilih akal. Ketika rasa malu dan akal di perintah kembali, keduanya malah berkata,
"kami di perintah Allah selalu bersama akal kemanapun dia berada hingga kami tidak akan pergi, " demikian kedudukan akal sebagaimana di sampaikan Ali bin Abi Thalib.

Hati adalah pusat kesadaran Rabbaniah, sumber kesucian yang tidak pernah membantah terhadap ketentuan Tuhan - Nya. Imam al-Ghazali mengibaratkan raja yang dapat memerintahkan pasukannya (tubuh) untuk berbuat sekendak-Nya. Sedangkan nafs adalah sesuatu yang halus yang berbentuk karakter dari kecondongan adab manusia. Dia dapat menjadi dzat yang berubah - ubah kualitasnya, jelek atau baik.

Dari jiwa ini menurut Nasir al Din Thusi, manusia menjalankan hidup dengan kehendak bebasnya ; ia bisa bertindak adil dan terpuji, buruk dan merusak. Jika manusia tergelincir kepada nafsu jahat atau kotor, serta perbuatan dosa, maka kotorlah jiwanya. Inilah yang di gambarkan Allah ibarat anjing, kalau di halau diulurkan lidahnya dan kalau di biarkan di ulurkan juga lidahnya (QS al A'raf :176).sedangkan kecemerlang hati dan perbuatan yang mulia akan membentuk jiwa yang suci (tenang), selalu taat kepada - Nya (QS al - Fajr :27-28).

Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat - ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaan seperti anjing jika kamu menghalaunya di ulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang - orang yang mendustakan ayat - ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah - akisah itu agar mereka berpikir. (QS al A'raf :176)

Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diRidhai-Nya. (QS al Fajr :27 - 28)

("tidak ada seorang pun manusia bersujud kepada Allah satu kali sujud di atas suatu tempat di bumi ini kecuali tempat itu akan bersaksi untuknya di hari kiamat dan menangisinya pada hari ia wafat ")
(Atha'al Khurasany) baca juga :Islam Menjawab Tantangan Zaman__
0 Komentar untuk "Shalat Sebagai Pembersihan hati Dan Akhlak "

Back To Top