Ahlussunnah Dalam Asma Wa Shifat Allâh



Assalamualaikum wr wb
(Syaikh Abu Utsman berkata) : Saya mengatakan : Semoga Alloh melimpahkan taufik-Nya.

( Sesungguhnya ) Ashabul Hadits ( yang berpegang teguh kepada kitab dan sunnah ) – Semoga Alloh memelihara mereka yang masih hidup dan memberi rahmat kepada mereka yang telah wafat – adalah orang – orang yang bersaksi atas keesaan Alloh , dan bersaksi atas kerasulan dan kenabian MUhammad. Mereka mengenal Alloh dengan segala sifat-sifat-Nya yang Alloh utarakan dengan wahyu da kitab-Nya. Atau melalui persaksian Rasul-Nya dalam hadits-hadits yang shahih, yang dinukil dan disampaikan oleh para perawi yang dapat dipercaya. Mereka menetapkan ( dari sifat-sifat tersebut ) apa – apa yang Alloh tetapkan sendiri dalam kitab-Nya atau melalui perantaraan lisan Rasululloh. Mereka tidak meyakini sifat-sifat itu dengan cara menyerupakan -Nya dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Mereka tidak menyimpangkan kalaamullah dari pengertian yang sebenarnya, dengan mengartikan kedua tangan Alloh sebagai dua kenikmatan atau dua kekuatan, seperti yang dilakukan Mu’tazilah dan Jahmiyyah – Semoga Alloh membinasakan mereka – . Mereka juga tidak mereka – reka bentuk-Nya atau menyerupakan-Nya dengan tangan – tangan makhluk-Nya, seperti yang dilakukan oleh orang – orang “Al-Musyabihah “ – Semoga Alloh menghinakan mereka -.
Mereka juga menyatakan kebenaran sifat-sifat Alloh yang disebutkan dalam Al-Qur’an maupun hadits – hadits shahih. Di antaranya : pendengaran , penglihatan , mata , wajah , ilmu , kekuatan , kekuasaan , keperkasaan , keagungan , kehendak , keinginan , perkataan , ucapan , keridhaan , kemarahan , hidup , terjaga , gembira , tertawa , dan lain-lain. Tanpa menyerupakan sedikitpun diantaranya dengan sifat – sifat makhluk ciptaan-Nya . Tapi mereka membatasi diri hanya pada apa yang dikatakan Alloh dan Rasul-Nya , tanpa menambah , mengembel-embeli , mereka-reka bentuknya , menyerupakan atau menyimpangkan pengertiannya , mengganti , merubah atau membuang ungkapan berita yang biasa dipahami dan digunakan orang-orang Arab untuk kemudian menakwilkannya dengan cara yang salah. Mereka menafsirkannya berdasarkan dzahirnya ( yaitu menurut bahasa Arab yang asli ). Lalu menyerahkan hakikat pengertian yang sesungguhnya kepada Alloh Ta’ala . Dan mengatakan bahwa hakikat yang sesungguhnya hanyalah diketahui oleh Alloh .
Tag : Bab Tauhid
0 Komentar untuk "Ahlussunnah Dalam Asma Wa Shifat Allâh "

Back To Top