
Syaikh Abu Utsman berkata : Para Ashabul hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur’an adalah Kalaamullah ( Ucapan Alloh ) , Kitab-Nya , dan firman serta wahyu yang diturunkan-Nya , bukan makhluk. Barang siapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia adalah makhluk , maka ia kafir menurut pandangan mereka . Al-Qur’an yang merupakan wahyu dan Kalamullah itu adalah yang diturunkan Alloh melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasululloh dengan bahasa Arab , untuk orang-orang yang berilmu . Sebagai peringatan sekaligus kabar gembira .
Al-Qur’an itulah yang dipelihara / dihafal di dalam hati , dibaca oleh lidah dan ditulis dalam mushhaf-mushhaf . Bagaimanapun caranya ia dibaca oleh seorang Qori’ , dilafalkan oleh seseorang , dihafal oleh seorang Hafidz , ataupun dibaca di tempat manapun ia berada ( kecuali dalam toilet ) , atau ditulis dalam mushhaf-mushhaf kaum muslimin atau buku-buku anak kecil dan lain-lain , semuanya itu adalah Kalaamullah ( Dan ia adalah Al-Qur’an itu sendiri ) dan bukan makhluk . Barangsiapa beranggapan bahwa ia makhluk , maka ia telah kufur kepada Alloh Yang Maha Agung , tidak diterima syahadatnya , tidak wajib dijenguk apabila ia sakit , tidak dishalatkan apabila mati , dan tidak boleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin . Ia harus dipaksa bertaubat , kalau tidak mau , maka harus dipenggal kepalanya.
Asy-Syaikh Abu Utsman berkata : Adapun soal melafalkan Al-Qur’an , Syaikh Abu Bakar Al-Isma’ili Al-Jurjani menyebutkan dalam risalah yang ia susun untuk penduduk Ghailan ( Beliau menyatakan ) :
” Sesungguhnya barang siapa yang beranggapan bahwa lafal yang diucapkannya tatkala membaca Al-Qur’an adalah makhluk , sementara yang dikehendakinya adalah Al-Qur’an itu sendiri , maka berarti ia telah membuat pernyataan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.”
Tag :
Motivasi Muslim
0 Komentar untuk "Al-Qur’an Bukan Kalaamullah...? "