
بِسْمِ اللَّهِ لرَ حْمَنِ لرَحِيْمِ
shalawat al in'am, shalawat badar, shalawat badriyah, shalawat fatih, shalawat nabi, Shalawat Nariyah, shalawat sa'adah, shalawat sunnah, shalawat syar'i, sunnah, tidak bid'ah, tidak sesat
Shalawat untuk Rasulullah SAW memiliki keutamaan yang besar dan menghasilkan manfaat yang banyak di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang banyak mengucapkannya. Allah Ta’ala dalam FirmanNya yang artinya,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah penghormatan kepadanya”. [Al Ahzab:56]
Cukuplah bagimu apa yang di sebutkan Allah SWT di atas sebagai penghormatan dan pengagungan bagi NabiNya serta dorongan bagi para hambaNya yang mu’min untuk mengucapkan shalawat dan salam baginya. Nabi Muhammad SAW Bersabda“Barangsiapa bershalawat untukku sekali, maka Allah Bershalawat untuknya 10 kali.”
Ada berbagai macam shalawat dengan bermacam-macam redaksi atau lafadz shalawat. Bahkan bisa mencapai ribuan macam lafadz shalawat baik yang berasal dari Nabi sendiri, maupun para sahabat, dan wali-wali Allah, orang-orang shaleh pilihan.
Setiap muslim bahkan berlomba-lomba memberikan shalawat yang terbaik dan memperbanyak bacaan shalawat. Majelis-majelis shalawat pun dibentuk di adakan secara rutin di mana-mana. Sayangnya, ada saja sekelompok kecil yang sangat sedikit jumlahnya terkesan menghalangi dan tidak menyukai shalawat. Bahkan tidak jarang dikatakan orang bershalawat dianggap bid’ah, sesat, syirik, dan sebagainya dan pelakunya divonis masuk neraka.
Dengan dalih Qur’an dan Sunnah ala pemikiran“kelompok kecil” tersebut, shalawat-shalawat yang hebat dan penuh manfaat dari para ulama waliyullah dan orang-orang shalih dikatakan bid’ah dan sesat. Na’udzubillah. Untuk itulah, kita harus kembali kepada ulama karena dengan kembali kepada ulama berarti kembali kepada Qur’an dan Sunnah yang sebenarnya.
Tidak perlu mengikuti pemahaman sekte-sekte baru yang menganggap bid’ah shalawat dan sesat shalawat. Ibarat pepatah, anjing menggonggong, ahlussunnah tetap berlalu. Apapun yang dikatakan tidak berpengaruh, buktinya shalawat jalan terus dan semakin berkembangnya majelis-majelis shalawat karena shalawat adalah jalan selamat.
Terakhir, berikut kami sajikan beberapa shalawat hebat yang dianggap bid’ah dan sesat oleh sekelompok kecil yang sedikit sekali jumlahnya. Silahkan diamalkan dan teruslah diamalkan secara rutin baik sendiri maupun berjama’ah. Dirikan berbagai majelis shalawat untuk membaca shalawat-shalawat ini secara rutin. Tunjukan bahwa anda pecinta shalawat sejati. Kalau ada yang bilang itu shalawat bid’ah, dan sesat. Cukup jawab“YO BEN”. Kalau ada yang bilang itu syirik, tidak diajarkan nabi. Cukup jawab“YO BEN”.
Shalawat Tafrijiyah/Qurthubiyah/Nariyah
اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَماً تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِىْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُومٍ لَكَ
Artinya:“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam yang sempurna kepada Sayyidina Muhammad, yang berkat beliau segala belenggu akan terlepas, segala kesedihan akan sirna, segala hajat akan terkabulkan, segala keinginan akan tercapai, akhir yang baik akan terwujud, dan berkat kemuliaan wajah beliau, hujan akan turun. Limpahkanlah pula shalawat dan salam tersebut kepada segenap keluarga dan sahabat beliau dalam setiap lirikan dan nafas sebanyak ilmu yang Engkau ketahui.”
Shalawat ini disebut dengan shalawat Nariyah karena jika dibaca sebanyak 4444 kali maka hajat pembacanya akan dikabulkan oleh Allah SWT secepat api membakar mangsanya.
Imam ad-Dainuri ra menyatakan bahwa barangsiapa selepas shalat membaca shalawat ini sebanyak 11 kali dan menjadikannya sebagai wirid, maka rizkinya tidak akan terhapus dan dia juga kelak akan mendapatkan derajat yang tinggi.
Imam Al-Qurthubi telah menuturkan bahwa barangangsiapa yang membaca shalawat ini secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah SWT akan melenyapkan kecemasan dan kesusahannya, menghilangkan kesulitan dan penyakitnya, memudahkan urusannya, menerangi hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan rizkinya, dan membukakan baginya segala pintu kebaikan, dan lain sebagainya.
Shalawat Fatih
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أَغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الْحَقَّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيمِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيمِ
Artinya:“Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad, pembuka segala yang terkunci, penutup perkara-perkara yang sudah berlalu, penolong kebenaran dengan kebenaran, dan penunjuk jalan kepada jalanMu yang lurus. Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat kepada beliau, juga kepada keluarga beliau dan para sahabatnya, sesuai dengan derajat dan kedudukan beliau yang tinggi.”
Shalawat tersebut di atas disusun oleh Sayyid Abu al-Mukarim Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Abi al-Hasan al-Bakri ra, keturunan Sayyidina Abu Bakar ash-Shidiq ra. Adapun Sayyid Ahmad Zaini Dahlan menyatakan bahwa shalawat ini disusun oleh Sultan al-Auliya Syeikh Abdul Qodil al-Jilani ra.
Di antara keutamaan shalawat ini adalah, bahwa bagi siapa saja yang membacanya, walaupun hanya satu kali seumur hidupnya, ia tidak akan masuk neraka. Ada pula yang mengatakan bahwa, satu kali shalawat ini menyamai sepuluh ribu (bahkan ada yang menyatakan pula enam ratus ribu) shalawat lainnya.
Barangsiapa membaca shalawat Fatih di atas secara istiqomah selama 40 hari, maka Allah SWT akan membuatnya mampu bertobat dari segala jenis kemaksiatan. Agar keberkahan shalawat ini tidak terluputkan dari kita, maka hendaknya shalawat ini kita baca setiap hari, meskipun hanya sekali.
Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang akan diperoleh bagi siapa pun yang rutin membaca shalawat Fatih ini.
Shalawat Miftah/ Sa’adah
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللّٰهِ عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللّٰهِ صَلاَةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللّٰهِ
Artinya:“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad dan keluarga beliau, pembuka pintu rahmat Allah. Shalawat dan salam sejumlah segala sesuatu yang ada dalam pengetahuan Allah, serta abadi sekekal kerajaan Allah.”
Shalawat di atas dinamakan shalawat Miftah atau Sa’adah atau shalawat Habib ‘Ali bin Muhammad al-Habsyi.
Belaiau Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi menyatakan bahwa barangsiapa membaca shalawat ini secara istiqomah, maka insya Allah dia akan bermimpi bertemu Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Shalawat al-In’am
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ إِنْعَامِ اللّٰهِ وَإِفْضَالِهِ
Artinya:“Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam dan keberkahan kepada Sayyidina Muhammad dan kepada keluarganya, sejumlah kenikmatan Allah dan keutamaan-Nya.”
Berkata An-Nabhani menukil dari Ahmad Ash-Shawi:“Ini adalah shalawat Al-In’am. Dan ini termasuk pintu-pintu kenikmatan dunia dan akhirat, dan pahalanya tidak terhitung.”
Shalawat Badar/ Badriyah
صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ
صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ
تَوَ سَـلْنَا بِـبِـسْـمِ اللّهِ وَبِالْـهَادِى رَسُـوْلِ اللهِ
وَ كُــلِّ مُجَـا هِـدِ لِلّهِ بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
اِلهِـى سَـلِّـمِ اْلا ُمـَّة مِـنَ اْلافـَاتِ وَالنِّـقْـمَةَ
وَمِنْ هَـمٍ وَمِنْ غُـمَّـةٍ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
اِلهِى نَجِّـنَا وَاكْـشِـفْ جَـمِيْعَ اَذِ يـَّةٍ وَا صْرِفْ
مَـكَائـدَ الْعِـدَا وَالْطُـفْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
اِلهِـى نَـفِّـسِ الْـكُـرَبَا مِنَ الْعَـاصِيْـنَ وَالْعَطْـبَا
وَ كُـلِّ بـَلِـيَّـةٍ وَوَبـَا بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
فَكَــمْ مِنْ رَحْمَةٍ حَصَلَتْ وَكَــمْ مِنْ ذِلَّـةٍ فَصَلَتْ
وَكَـمْ مِنْ نِعْمـَةٍ وَصَلَـتْ بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
وَ كَـمْ اَغْـنَيْتَ ذَالْعُـمْرِ وَكَـمْ اَوْلَيْـتَ ذَاالْفَـقْـرِ
وَكَـمْ عَافَـيـْتَ ذِاالْـوِذْرِ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
لَـقَدْ ضَاقَتْ عَلَى الْقَـلْـبِ جَمِـيْعُ اْلاَرْضِ مَعْ رَحْبِ
فَانْـجِ مِنَ الْبَلاَ الصَّعْـبِ بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
ا َتَيـْنَا طَـالِـبِى الرِّفْـقِ وَجُـلِّ الْخَـيْرِ وَالسَّـعْدِ
فَوَ سِّـعْ مِنْحَـةَ اْلاَيـْدِىْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
فَـلاَ تَرْدُدْ مَـعَ الْخَـيـْبَةْ بَلِ اجْعَلْـنَاعَلَى الطَّيْبـَةْ
اَيـَا ذَاالْعِـزِّ وَالْهَـيـْبَةْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
وَ اِنْ تَرْدُدْ فَـمَنْ نَأْتـِىْ بِـنَيـْلِ جَمِيـْعِ حَاجَا تِى
اَيـَا جَـالِى الْمُـلِـمـَّاتِ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
اِلهِـى اغْفِـرِ وَاَ كْرِ مْنَـا بِـنَيـْلِ مـَطَا لِبٍ مِنَّا
وَ دَفْـعِ مَسَـاءَةٍ عَـنَّا بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
اِلهِـى اَنـْتَ ذُوْ لُطْـفٍ وَذُوْ فَـضْلٍ وَذُوْ عَطْـفٍ
وَكَـمْ مِنْ كُـرْبـَةٍ تَنـْفِىْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
وَصَلِّ عَـلَى النـَّبِىِّ الْبَـرِّ بـِلاَ عَـدٍّ وَلاَ حَـصْـرِ
وَالِ سَـادَةٍ غُــــرِّ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Artinya:
Rahmat dan keselamatan Allah – Semoga tetap untuk Nabi Thaha utusan Allah
Rahmat dan keselamatan Allah – Semoga untuk Nabi Yaasin kekasih Allah
Kami berwashilah dengan berkah ‘Bismillah’ – Dan dengan Nabi yang menunjukkan lagi utusan Allah
Dan seluruh orang yang berjuang karena Allah – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Ya Allah semoga Engkau menyelamatkan umat – Dari bencana dan siksa
Dan dari susah dan kesempitan – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Ya Allah semoga Engkau selamatkan kami dari semua yang menyakitkan – Dan semoga Engkau menjauhkan kami dari tipu daya musuh
Dan semoga Engkau mengasihi kami – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Ya Allah semoga Engkau menghilangkan beberapa kesusahan – Dari orang-orang yang bermaksiyat dan merusak
Dan semoga Engkau hilangkan semua bencana dan wabah penyakit – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Maka sudah beberapa rahmat yang telah berhasil – Dan sudah beberapa dari kehinaan yang dihilangkan
Dan sudah banyak dari ni’mat yang telah sampai – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Sungguh berapa kali Engkau (Allah) memberi kekayaan orang yang makmur – Dan berapa kali Engkau (Allah) memberi ni’mat kepada orang fakir
Dan berapa kali Engkau (Allah) mengampuni orang yang berdoa – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Sungguh hati manusia merasa sempit di atas tanah yang luas ini – Karena banyaknya marabahaya yang mengerikan dan malapetaka yang menghancurkan
Semoga Allah menyelamatkan kami dari bencana yang mengerikan – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Kami datang dengan memohon pertolongan – Dan memohon agungnya kebaikan dan keuntungan
Semoga Allah meluaskan anugerah (keni’matan) yang melimpah – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Maka janganlah Engkau (Allah) menolak kami serta menjadi rugi besar – Bahkan jadikanlah diri kami dapat beramal baik dan selalu bersuka ria
Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan prabawa – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Jika Engkau (Allah) menolak hamba – maka kepada siapakah kami akan datang memohon untuk mendapatkan segala hajat kami
Wahai Dzat yang menghilangkan bencana dunia dan akhirat – Hilangkanlah bencana yang menimpa hamba – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Ya Allah semoga Engkau mengampuni kami dan memuliakan kami – Dengan memenuhi permohonan kami
Dan menolak segala keburukan-keburukan dari kami – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Ya Allah Engkaulah yang memiliki belas kasihan – Dan juga memiliki keutamaan dan kasih sayang
Sudah banyaklah kesusahan yang hilang – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Dan semoga Engkau (Allah) melimpahkan rahmat kepada Nabi yang senantiasa berbakti kepada-Nya – Dengan limpahan rahmat dan keselamatan yang tidak terhingga dan terhitung
Dan semoga tetap atas para keluarga Nabi dan Sayyid yang bersinar cahayanya – Sebab berkah sahabat ahli Badar Ya Allah
Sholawat Badar adalah rangkaian sholawat berisikan tawassul dengan nama Allah, dengan Junjungan Nabi Muhammad Rasulullah SAW serta para mujahidin teristimewanya para pejuang Badar.
Sholawat ini adalah hasil karya Kiyai Ali Manshur, yang merupakan cucu Kiyai Haji Muhammad Shiddiq Jember. Kiyai ‘Ali Manshur adalah anak saudara/keponakan Kiyai Haji Ahmad Qusyairi, ulama besar dan pengarang kitab “”Tanwir al-Hija” yang telah disyarahkan oleh ulama terkemuka Haramain, Habib ‘Alawi bin ‘Abbas bin ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani, dengan judul “Inarat ad-Duja”.
Diceritakan bahwa asal mula karya ini ditulis oleh Kiyai ‘Ali Manshur sekitar tahun 1960-an, pada waktu umat Islam Indonesia menghadapi fitnah Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ketika itu, Kiyai ‘Ali adalah Kepala Kantor Departemen Agama Banyuwangi dan juga seorang Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama di situ.
Keadaan politik yang mencekam saat itu dan kebejatan PKI yang merajalela membunuh massa, bahkan banyak kiyai yang menjadi mangsa mereka, maka terlintaslah di hati Kiyai ‘Ali, yang memang mahir membuat syair ‘Arab sejak nyantri di Pesantren Lirboyo Kediri, untuk menulis satu karangan sebagai sarana bermunajat memohon bantuan Allah SWT untuk meredam fitnah politik saat itu bagi kaum muslimin khususnya Indonesia.
Dalam keadaan tersebut, Kiyai ‘Ali tertidur dan dalam tidurnya beliau bermimpi didatangi manusia-manusia berjubah putih – hijau, dan pada malam yang sama juga, isteri beliau bermimpikan Kanjeng Nabi SAW. Setelah siang, Kiyai ‘Ali langsung pergi berjumpa dengan Habib Hadi al-Haddar Banyuwangi dan menceritakan kisah mimpinya tersebut. Habib Hadi menyatakan bahwa manusia-manusia berjubah tersebut adalah para ahli Badar. Mendengar penjelasan Habib yang mulia tersebut, Kiyai ‘Ali semakin bertekad untuk mengarang sebuah syair yang ada kaitan dengan para pejuang Badar tersebut. Lalu malamnya, Kiyai ‘Ali menjalankan penanya untuk menulis karya yang kemudiannya dikenali sebagai “Shalawat al-Badriyyah” atau “Shalawat Badar”. Maka terjadilah hal yang mengherankan keesokan harinya, orang-orang kampung mendatangi rumah beliau dengan membawa beras dan bahan makanan lain. Mereka menceritakan bahwa pada waktu pagi shubuh mereka telah didatangi orang berjubah putih menyuruh mereka pergi ke rumah Kiyai ‘Ali untuk membantunya kerana akan ada suatu acara diadakan di rumahnya. Itulah sebabnya mereka datang dengan membawa barang tersebut menurut kemampuan masing-masing. yang lebih mengherankan lagi adalah pada malam harinya, ada beberapa orang asing yang membuat persiapan acara tersebut namun kebanyakan orang-orang yang tidak dikenali siapa mereka.
Menjelang keesokan pagi harinya, serombongan habaib yang diketuai oleh Habib ‘Ali bin ‘Abdur Rahman al-Habsyi Kwitang tiba-tiba datang ke rumah Kiyai ‘Ali tanpa memberi tahu terlebih dahulu akan kedatangannya. Tidak tergambar kegembiraan Kiyai ‘Ali menerima para tamu istimewanya tersebut. Setelah memulai pembicaraan tentang kabar dan keadaan Muslimin, tiba-tiba Habib ‘Ali Kwitang bertanya mengenai syair yang ditulis oleh Kiyai ‘Ali tersebut. Tentu saja Kiyai ‘Ali terkejut karena hasil karyanya itu hanya diketahui dirinya sendiri dan belum disebarkan kepada seorangpun. Tapi beliau mengetahui, ini adalah salah satu kekeramatan Habib ‘Ali yang terkenal sebagai waliyullah itu. Lalu tanpa banyak bicara, Kiyai ‘Ali Manshur mengambil kertas karangan syair tersebut lalu membacanya di hadapan para hadirin dengan suaranya yang lantang dan merdu. Para hadirin dan habaib mendengarnya dengan khusyuk sambil menitiskan air mata karena terharu. Setelah selesai dibacakan Shalawat Badar oleh Kiyai ‘Ali, Habib ‘Ali menyerukan agar Sholawat Badar dijadikan sarana bermunajat dalam menghadapi fitnah PKI. Maka sejak saat itu masyhurlah karya Kiyai ‘Ali tersebut.
Selanjutnya, Habib ‘Ali Kwitang telah mengundang para ulama dan habaib ke Kwitang untuk satu pertemuan, salah seorang yang diundang diantaranya ialah Kiyai ‘Ali Manshur bersama pamannya Kiyai Ahmad Qusyairi. Dalam pertemuan tersebut, Kiyai ‘Ali sekali lagi diminta untuk mengumandangkan Shalawat al-Badriyyah gubahannya itu. Maka bertambah masyhur dan tersebar luaslah Shalawat Badar ini dalam masyarakat serta menjadi bacaan populer dalam majlis-majlis ta’lim dan pertemuan. Maka tak heran bila sampai sekarang Shalawat Badar selalu Populer. di Majelis Taklim Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi sendiri di Kwitang tidak pernah tinggal pembacaan Shalawat Badar tersebut setiap minggunya.
Semoga Allah memberikan sebaik-baik ganjaran dan balasan buat pengarang Sholawat Badar serta para habaib yang berperan serta mempopulerkan Shalawat tersebut kepada kita kaum muslimin. Al-Fatihah…..
Sholawat badar merupakan , pernghormatan, pujian, pengakuan dan rasa syukur bagi para Syuhada perang Badar. Hal seperti ini dilakukan pula di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan iringan rebana sebagaimana terlukiskan dalam hadits berikut
[47.76]/4750 Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Dzakwan ia berkata; Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz bin ‘Afran berkata; suatu ketika, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan masuk saat aku membangun mahligai rumah tangga (menikah). Lalu beliau duduk di atas kasurku, sebagaimana posisi dudukmu dariku. Kemudian para budak-budak wanita pun memukul rebana dan mengenang keistimewaan-keistimewaan prajurit yang gugur pada saat perang Badar. Lalu salah seorang dari mereka pun berkata,“Dan di tengah-tengah kita ada seorang Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari.” Maka beliau bersabda:“Tinggalkanlah ungkapan ini, dan katakanlah apa yang ingin kamu katakan.“
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam hanya mengkoreksi perkataan“Dan di tengah-tengah kita ada seorang Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari” karena Beliau tahu sebatas yang diwahyukan namun beliau tidak melarang ungkapan cinta (shalawat) sebagaimana kita ingin mengungkapkannya dengan pernyataan“katakanlah apa yang ingin kamu katakan“
Bermanfaat untuk amal sholeh (amal kebaikan) saja sekaligus memeriahkan sebuah keramaian / pertemuan.
Bisa sebagai pengganti sedekah ketika tidak punya harta yang bisa disedakahkan
Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwasanya sahabat-sahabat Rasulullah saw. berkata kepada beliau:“Wahai Rasulullah saw., orang-orang kaya telah pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Rasulullah saw. bersabda,“Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu, setiap kali tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan hubungan intim kalian (dengan isteri) adalah sedekah.” Para sahabat bertanya,“Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan pahala?” Rasulullah saw. menjawab,“Bagaimana pendapat kalian jika ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa? Demikian juga jika melampiaskannya pada yang halal, maka ia mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)
Tag :
Bab Shalawat
0 Komentar untuk "Shalawat - Shalawat Hebat Penuh Manfaat Yang Di Anggap Bid'ah Dan Sesat "