
Wanita harus melaksanakan tugas - tugas kesehariannya dalam mengatur rumah tangga. Boleh jadi memang mereka mempunyai ketrampilan khusus, seperti dalam hal memasak, di samping pekerjaan - pekerjaan yang sudah baku ini, mereka juga harus mendidik anak.
Tetapi selagi pekerjaannya menumpuk dan anaknya semakin bertambah banyak, dia mulai mengabaikan hak dirinya dan tidak mau memperhatikan keadaannya. Dia menghadapi suaminya dalam keadaan kusut dan bahkan menebarkan bau tak sedap.
Selagi suami tiba dari tempat kerja, istri menyambut kedatangannya dengan memakai pakaian rumah atau pakaian masak yang kuman, sehingga bau dapur tercium dari pakaiannya itu. Setelah salam suami dia jawab, dia langsung tergopoh - gopoh kedapur lagi untuk mempersiapkan makanan. Akhirnya sehari penuh dia lalai untuk berdandan dan tampil dalam keadaan yang tidak menyenangkan dihadapan suami.
Tentang hal ini Ibnu Zauzy berkata : "suami jangan sampai melihat aurat istrinya dan tidak mencium kecuali bau yang harum dari pakaiannya serta tidak melihat kecuali hal-hal yang biasa di kenakan wanita - wanita yang bijaksana. Dengan fitrahnya, mestinya para wanita tahu akan hal ini, tanpa harus di ajari lagi.
Sedangkan wanita - wanita pada masa jahiliyah tidak pernah memperhatikan masalah ini,sehingga suami langsung melengos dan tidak mau memandangnya. Tatkala istri sedang berdekatan dengan suami, hendaklah pakaiannya dalam keadaan bersih, rapi dan menawan.
Orang yang berakal harus menyediakan waktu tatkala istri berdandan untuk dirinya, begitu pula sebaliknya, agar cinta kasih mereka bisa langgeng.
Diantara manusia ada yang mengabaikan masalah ini. Istri berpakaian sekenanya, begitu pula suami. Masing - masing melihat pasangannya dalam keadaan tidak menyedapkan mata, sehingga tidak heran jika hati mereka menjadi hambar dan pergaulan tanpa dibumbui kasih sayang ". *
Suami juga harus memperhatikan penampilannya di hadapan istri. Yahya bin Abdurrahman Al-Hanzhaly, " Aku menemui Muhammad bin Al-Hanafiah, lalu dia keluar bersamaku dengan menggunakan mantel warna merah dan jenggotnya meneteskan minyak wangi, aku bertanya, "apa yang engkau pake ini ?"
Dia menjawab, " ini adalah mantel yang dikenakan istriku kepadaku dan dia juga menaburkan minyak wangi kepadaku. Sesungguhnya para wanita itu menyayangi apa yang ada pada diri kita seperti apa yang kita senangi pada diri mereka. " **
Ibnu Abbas juga berkata : " sesungguhnya aku suka berdandan bagi istriku sebagaimana aku suka jika dia berdandan untukku."__
* (Al-muqtany Al-Athir Min Saidil Khathir, Ibnul Zauzy, hal. 211)
**(Al-zami'Liahkamil-Qur'an, al-Qurtuby, 5/97)
Tag :
Motivasi Muslim
0 Komentar untuk "Jangan Engkau Abaikan Berdandan"